MERAYU JAGAT RAYA

 

    Sebagai manusia tentu kita menjalankan kehidupan ini sesuai dengan apa yang sudah dimiliki. Segala hal itu ada. Dan semua manusia berproses sesuai dengan porsi, dan waktu nya masing-masing.

Semakin kesini, semakin berasa sekali hidup ini terus berproses. Berputar dan terus memberikan kejutan. Tentu dengan masing-masing takdir yang sudah digariskan.

Satu hal yang perlu sekali untuk terus kita lakukan, adalah; berharap.

Hidup bisa tumbuh dengan segala harapan-harapan. Membiarkan semesta bekerja.

Berharap adalah pekerjaan yang menyenangkan juga menyakitkan. Tetapi justru dengan kita memiliki harapan---hidup yang dijalani ini menemukan tujuannya.

Sebenarnya apa yang dicari dari segala macam roda kehidupan ini? Ya, untuk melihat semesta bekerja sesuai dengan tugasnya---dan harapan yang melulu kita langitkan.

Meski tak jarang sekali, semesta sulit diajak bekerja sama dalam hal menerbitkan harapan manusia.


    Pada suatu sore di sebuah gedung perkantoran, kau datang dengan tergopoh-gopoh berarah menujuku.

Tanpa salam dan kata pembuka kau langsung duduk disamping meja kerjaku.

aku ingin membuat gambar tentang hidup..” ujarmu

aku langsung melongo, tanpa prolog kau langsung melontarkan pernyataan cukup berat itu padaku

gambarlah! Ada kesulitan?” jawabku

menurutmu aku menemui ini untuk apa?”

mana kutahu, kamu kan memang suka begitu!”

aku kesulitan!”

kamu kapan sih gak merasa kesulitan?”

aku serius, Ra

aku lebih serius, Gusti...”

    Kamu nampaknya agak jengkel waktu itu dengan jawaban aku yang tidak kau harapkan. Tapi itu kenyataan kok, aku berpikir segala hal yang menghampirimu selalu kamu pikirkan dan itu jelas membuatmu menjadi kesulitan

oke Ra, aku tau aku ini overthinking banget, tapi tolong bantu aku. Aku rasa project gambar ini akan berhasil. Dan aku ingin kamu turut serta jadi bagian keberhasilan itu”

oke baik, ada yang bisa saya bantu Pak Gusti?”

pulang kerja jam berapa? Kita ngobrol di tempat biasa ya!”

jam 7 sepertinya, oke tapi aku gamau bayar ya!”

gampang itu mah, oke nanti kita pulang bareng aja jam 7 aku ke ruanganmu”

    Gusti adalah salah satu teman kerjaku di perkantoran ini, kita beda divisi jadi beda ruangan. Tidak terlalu sering bersama meski kita saling mengenal cukup lama. Tapi kita bisa saling mengandalkan---dalam segala hal; apapun itu. 

Awal mengenal Gusti karena semesta juga yang berikan takdir begitu, agak lucu tapi tetap menyenangkan. Gusti orang yang penuh pikiran, segala hal masuk dan bekerja di pikirannya, meski begitu dia orang baik dan pekerja keras. Selera kita tidak selalu sama, soal musik contohnya kita beda jauh banget---tapi soal makanan dan kopi hampir satu frekuensi!

Itulah tugas atas kehadiran perbedaan—agar beragam dan saling.


jadi makna hidup menurutmu apa?”

kamu pengen deskripsikan hidup seperti apa?

hidup yang santai, karena semesta akan selalu berikan jalan”

lalu, bagaimana caranya temukan jalan itu?”

tanpa dicari kita sudah punya porsi sendiri untuk jalan itu..”

yakin gak perlu dicari?”

tidak begitu yakin sih..”

kita harus mau kerjasama dengan semesta, membentuk teamwork yang solid, sama-sama bertugas sesuai kemampuannya. Pelan-pelan semesta dan alam raya ini akan kasih kita jawabannya..”

bagaimana manusia bisa bekerjasama dengan semesta?”

menurutku sih dengan sebuah harapan. Percaya saja, hidup yang tengah kita jalani ini lahir dari setiap harapan-harapan. Entah dari orang tua kita, keluarga, kekasih, teman bahkan lingkungan. Seperti hal nya begitu, maka mari kita lahirkan semesta yang ingin juga bekerja dengan kita---persis dengan harapan yang kita kejar”

anjir, iya sih bener..tapi soal harapan, bukankah gak bagus juga kalo kita banyak mengharapkan sesuatu? Seolah tidak bersyukur?”

tergantung. Jika kamu berharap pada manusia, jelas itu tidak baik. Bersyukur enggak mengeluh iya..karena apa? Karena manusia penuh dengan segala batasan, kita tidak bisa dipaksa ataupun memaksakan. Maka secukupnya saja. Banyakin bersyukur.

Tapi kalo kita berharap pada alam semesta, waktu yang akan bekerja tapi dengan keterlibatan kita juga didalamnya”

kamu mencari apa dalam hidup ini?”

mencari kenapa aku bisa hadir di kehidupan ini..kamu?”

hmm mencari sesuatu yang belum bisa kutemukan. Ah pikiranku banyak sekali pencarian.”

itu artinya kamu banyak berharap juga. jadi, menurutku buatlah gambar tentang hidup yang saling kerjasama, bukan artinya tidak santai tapi artikan hidup menjadi sesuatu yang menyenangkan, tidak usah banyak takut tidak usah takut mencoba karena kita tidak sendiri dalam hidup ini, kita punya harapan dan alam semesta.”

..karena segala perangkat yang ada di bumi ini, memang ditugaskan untuk saling terlibat satu sama lain ya?”

betul banget!”    

    Ya, begitulah Gusti, selalu dan terlalu banyak hal-hal sulit yang dipikirkan apapun itu jika menurutnya menarik untuk dipikirkan lalu dipecahkan, pasti dia akan lakukan. Tapi aku juga tidak paham, kenapa tiba-tiba Gusti mengajakku membicarakan soal hidup seperti ini, karena kurang lebih isi obrolan kita memang selalu bahas soal hidup--serta segala macam pemaknaannya.

Gusti, lagi mengharapkan sesuatu ya?” pecahku kala dia sibuk menggambar

Hmm, bukan lagi mengharapkan sesuatu sih. Kan memang tugas manusia begituu”

Berarti kamu lagi melakukan tugas apa sebagai manusia yang harus miliki harapan?”

Memilikimu….

Sampai sini paham? Gusti berhenti menggambar dan menatapku sedikit lekat

Lu lagi kenapa deh, heran”

Serius Ra...tadi kamu tanya kan aku lagi mengharapkan apa? Ya, aku jawab jujur… aku sedang mengharapkan kamu---memilikimu, agar kamu miliki rasa yang sama juga...”


    Tiba-tiba malam itu, Gusti terlihat berbeda. Cara dia menatap, cara dia mendengarkan, cara dia bicara. Semua berbeda. Dan, dengan penuh keberaniaan Gusti membuatku harus beri jawaban.

25 menit aku masih terdiam, seolah segala kata-kata runtuh tak bisa terucap, lalu Gusti menyodorkan gambarnya yang sudah jadi sebab obrolan-obrolan sebelumnya

Gambar sebuah kerikil kecil dibalik air sungai yang begitu tenang, terdapat potret sebuah wajah perempuan dibalik mentari pagi yang baru saja muncul

Aku selesai menggambarkan keresahanku..”

Waw, ini bagus, banget! Coba tolong jelaskan apa yang ingin kamu sampaikan dari gambar ini?”

Kerikil-kerikil dibalik batu itu ibarat sebuah hidup yang tak melulu mulus, kadang terjal dan bikin sakit seperti kerikil dan bebatuan. Air sungai menggambarkan hidup juga yang mulus sesuai arus dengan tenang..” terang Gusti

lalu wajah perempuan dibalik mentari ini?” tanyaku mulai penasaran

itu sebuah harapan, mentari yang muncul di pagi hari adalah awal dari harapan itu ada, dan wajah perempuan itu adalah kamu---harapanku saat ini” jelasnya lagi

Terima kasih, sudah menghadirkan aku di harapanmu.. semoga mentari nya tak cepat-cepat pergi” jawabku

Lalu, gimana?” tanyanya mendesakku

Mari kita buktikan semesta adalah rekan kerjasama yang baik, tidak keberatan kan?”

Tentu..”

Terima kasih, Gusti”


- Penghujung 2020



Komentar

Postingan Populer