Beberapa Pertanyaan Bagaimana Semesta Hadir dengan Adil

 

source foto: google

Banyak yang bilang kalau semesta adalah hal yang paling adil yang Tuhan ciptakan. Bahkan ketika manusia bersikap tak adil dan bengis, semesta kerap kali selalu memberikan ruang yang adil untuk mereka yang bersalah---berdosa

Namun apalah arti dosa, membicarakan dosa sama saja membicarakan kotoran yang akan terus kita produksi setiap harinya bukan? Tidak mungkin tidak. Maka, untuk apa berbicara ‘-si paling berdosa’-

Dalam elemen kehidupan, banyak hal mustahal yang mungkin terjadi, bukan perkara takdir tapi tentang kesempatan dan kesadaran. Akal manusia yang bisa membedakan bahwa kita bukan seekor binatang jalang, namun mengapa tak sedikit manusia yang lebih-lebih menyerupai binatang?

Kesadaran dibentuk dari segala kebutuhan, kita harus merasa butuh dulu baru bisa merasakan sebuah kesadaran, padahal dengan melihat hal-hal lain yang berdampingan dengan kita pun harusnya bisa dengan mudah kita sadar, tetapi lagi-lagi manusia memiliki sebuah egosentris yang tinggi sekali—kuat dan kokoh.

Jika tak berdampak baik atau menguntungkan untuk dirinya, mana mungkin kita akan sadar secara cuma-cuma? Komunikasi antar manusia hanya sebatas bisnis, enough.

Terkadang semesta hanya bekerja pada hal-hal tertentu saja, mempermudah beberapa kepentingan manusia. Namun ada juga dengan membuat drama pada kepentingan manusia lainnya. Apakah adil? Atau kita harus keluarkan sebuah ungkapan bahwasannya setiap manusia memiliki porsi dan waktunya masing-masing?

Atau malah definisi adil-pun beragam, bagaimana seseorang itu menyikapinya---menerjemahkannya, yang kutahu, adil adalah kata sifat yang cukup sulit dilakukan.

 

Jakarta, 13 Mei 2022

Komentar

Postingan Populer