Beberapa Pertanyaan Bagaimana Semesta Hadir dengan Adil
Banyak yang bilang kalau semesta adalah hal yang paling adil
yang Tuhan ciptakan. Bahkan ketika manusia bersikap tak adil dan bengis,
semesta kerap kali selalu memberikan ruang yang adil untuk mereka yang
bersalah---berdosa
Namun apalah arti dosa, membicarakan dosa sama saja membicarakan
kotoran yang akan terus kita produksi setiap harinya bukan? Tidak mungkin
tidak. Maka, untuk apa berbicara ‘-si paling berdosa’-
Dalam elemen kehidupan, banyak hal mustahal yang mungkin terjadi,
bukan perkara takdir tapi tentang kesempatan dan kesadaran. Akal manusia yang
bisa membedakan bahwa kita bukan seekor binatang jalang, namun mengapa tak
sedikit manusia yang lebih-lebih menyerupai binatang?
Kesadaran dibentuk dari segala kebutuhan, kita harus merasa
butuh dulu baru bisa merasakan sebuah kesadaran, padahal dengan melihat hal-hal
lain yang berdampingan dengan kita pun harusnya bisa dengan mudah kita sadar,
tetapi lagi-lagi manusia memiliki sebuah egosentris yang tinggi sekali—kuat dan
kokoh.
Jika tak berdampak baik atau menguntungkan untuk dirinya, mana
mungkin kita akan sadar secara cuma-cuma? Komunikasi antar manusia hanya
sebatas bisnis, enough.
Terkadang semesta hanya bekerja pada hal-hal tertentu saja,
mempermudah beberapa kepentingan manusia. Namun ada juga dengan membuat drama
pada kepentingan manusia lainnya. Apakah adil? Atau kita harus keluarkan sebuah
ungkapan bahwasannya setiap manusia memiliki porsi dan waktunya masing-masing?
Atau malah definisi adil-pun beragam, bagaimana seseorang itu
menyikapinya---menerjemahkannya, yang kutahu, adil adalah kata sifat yang cukup
sulit dilakukan.
Komentar
Posting Komentar