MARTABAK MANIS COKLAT KEJU

 


Malam itu kita melebur diantara senyap jiwa yang terlelap. Sekitar pukul sebelas malam, kamu mengajakku untuk menembus angin malam sembari mencari martabak manis coklat keju.

"dimana? martabak yuk!"

"di rumah, ayo! rasa coklat keju ya!"

"ah! aku pengen kacang coklat!"

"plis, coklat keju ya!"

"hmm kamu ini yaa, yaudah apapun deh, kamu siap-siap ya!"

" asik! siap!!"


25 menit kemudian, kamu sampai depan rumahku.

"cepetan nona, aku sudah di gerbangmu"


Lalu kita menikmati jalanan sekitar pukul setengah 12 malam, gak masuk logika sih cari martabak manis coklat keju jam segini, siapa yang jualan?

"kita mau cari tukang martabak atau cari mukjizat sih?" tanyaku di lampu merah

"cari angin aja dulu, barangkali nemu abang-abang martabak"

"iya, abang-abangnya doang, martabaknya gak ada!"

Akhirnya kita berhenti di sebuah angkringan nasi kucing, aku langsung kegirangan.

Angkringan ini tak begitu ramai, hanya ada sekitar 3 meja yang terisi, sedikit remang dan sunyi.

Aku memesan dua nasi kucing, satu teh manis hangat, dan dua kepala ayam. Sedang kamu memesan dua nasi kucing, satu teh tarik hangat, dan sate usus.

Diatas meja angkringan malam itu tak banyak perbincangan yang ditumpahkan, hanya suara masing-masing lahapan nasi yang kita makan.

Sambil menyantap kepala ayam yang lezatnya bukan main, aku menatap langit yang cukup indah. Meski tanpa bintang, tapi pemandangan langit malam itu begitu serius sekali indahnya

coba deh liat langitnya, gak ada bintang juga tetap indah yaa”

iya, kan keindahan itu tidak semua yang bersinar”

dan tidak semua yang bersinar itu indah, kau tahu? Rasanya kita juga seperti itu. Tak ada yang istimewa dari diri kita masing-masing, hanya dua orang yang kebetulan saling jatuh hati dan berharap cinta selalu tumbuh disetiap harinya. Sampai saat ini, kau masih mencintaiku bukan?”

Dan kamu hanya diam. Sambil menghabiskan teh tarik diatas meja, mungkin kamu malu menjawabnya di depan mas-mas yang sedang bikin kopi panas.

Hmm, tak apa. Cinta memang bukan paksaan. Cinta juga memiliki peranan waktunya masing-masing. Tapi aku selalu berharap apa yang awalnya kita tumbuhkan bersama ini, memang tak akan pernah lekang oleh waktu. Seperti kata Sapardi, yang fana adalah waktu—dan kita abadi. Amin”

Kamu masih tetap diam tapi tanganmu hangat mengikat jariku, hehe

Tak terasa menu di meja kita sudah habis tak tersisa. Kamu segera menuju mas-mas jualan angkringan yang dari logat bicaranya memang terlihat orang Jawa.

Aku memakai sepatu. Dan menuju motor.

Dan kamu masih tetap diam.

Aku coba cairkan kebekuan sikapmu

jadi cari martabak gak nih?”

kamu jawab, “kamu masih kepengen martabak?”

biasa aja, mungkin kamu yang masih kepengen martabak.”

kalau sepanjang jalan pulang kita nemu tukang martabak, kita mampir ya!”

okey..”

Sepanjang jalan Pancoran sampai menuju Tebet dalam, pencarian martabak sepertinya tak sesuai rencana.

Sebenarnya ini hari apa? Tumben sekali tidak ada satupun tukang martabak

Eh, pulang aja yuk gak ada tanda-tanda martabak nih..” ucapku memecah sunyi

kamu gapapa gajadi beli martabak?”

apa-apa sih sebenarnya, kamu harus tanggung jawab!”

tuh kan… yaudah kita cari lagi sampai titik darah penghabisan!”

titik darah penghabisan apanya hahaha, gapapa yuk pulang aja aku sudah gembira makan nasi kucing tadi kok!”


Akhirnya kita memutuskan untuk berhenti mencari martabak manis coklat keju tersebut, aku tahu pasti dia merasa gak enak dan hampir putus asa untuk meyakinkan dan mencari lebih lama martabak itu.

kamu jangan kepikiran gitu dong sayang, tenang saja masih ada hari esok!” kataku berteriak untuk melawan arus angin yang sedang dingin-dinginnya

aku minta maaf yaa...”

Setelah hampir sampai di dekat rumah, kita berdua kegirangan akhirnya menemukan yang jualan martabak

itu ada tukang martabak, masih mau kah?” tanya dia

yaampun jauh-jauh kita cari, ternyata sedekat ini kebahagiaannya, ayo beli!”

Akhirnya kita membeli 2 martabak rasa coklat keju

ini kenapa ya, bisa dapet tukang martabaknya malah dekat ke tujuan setelah kita muter jauh-jauh nyari? Aku lega sekali sekarang!”

itu artinya sederhana, kadang-kadang hal yang membahagiakan itu bisa datang dari yang dekat dengan kita, gausah jauh-jauh cari. Kebukti kan?”

iya kamu bener, makasih ya, kamu tidak merengek kesal pada keputusasaanku..”

asal kamu gak boleh mengulangi lagi ya, putus asa itu gak baik sayang, itu gak keren! Semua pasti ada jalannya, jadi jangan keburu-buru ambil keputusan, hehe”

iya, aku minta maaf ya. Senang banget bisa lama-lama random cari martabak sama kamu”


Lalu mata kita saling beradu, dan kompak tertawa bersama

Pesanan 2 martabak pun sudah jadi, kita bergegas pulang dengan hati lega.

Sesampainnya di rumah, aku turun dari motor dan pamit untuk masuk rumah juga beri pesan pada dia agar berhati-hati perjalanan menuju rumahnya

Dia mengiyakan dan menatapku dengan dalam, lalu tiba-tiba memberi pelukan yang hangat dan ucapan terima kasih berulang-ulang

kamu paling sabar dan mengerti aku, terima kasih dan maaf. Semoga suka martabaknya ya, tolong jaga selalu untuk kita yaa...”


Jakarta, Desember 2020

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Heartwarming sekali percakapannya. Nyari martabak aja bisa semanis ini kalo sama orang yang kita sayang, bahkan bisa lebih manis dari martabak itu sendiri. ❤

    BalasHapus
  3. Ikut senyum senyum sendiri sih akutuh ..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer